Kamis, 11 Agustus 2011

REEFCHECK : Sebuah usaha konservasi


Pernah dengar kata : Reefcheck ?? Sebagian dari kita ( yang mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang baik ) mungkin langsung mengartikan secara harfiah, yaitu kegiatan survey kondisi  terumbu karang.

Sebenarnya, reefcheck ( Reefcheck Foundation; http://reefcheck.org ) adalah suatu organisasi non profit yang dibentuk oleh Gregor Hodgson pada tahun 1996, dan bergerak di bidang konservasi terumbu karang dan bermarkas di Los Angeles, serta tim sukarelawan yang tersebar di 90 negara dan wilayah. Organisasi ini bertujuan :
-          Mendidik masyarakat umum mengenai krisis terumbu karang
-          Menciptakan sebuah jejaring sukarelawan tim pemantauan global
-          Meniliti secara ilmiah terumbu karang
-          Memfasilitasi kerjasama
-          Merangsang aksi komunitas lokal

Pada tahun 1997, organisasi ini melakukan kegiatan survey terumbu karang secara global untuk pertama kalinya yang mengkonfirmasi secara scientific bahwa kondisi terumbu karang dunia sedang terancam akibat penangkapan ikan berlebihan, penangkapan ikan yang ilegal dan polusi.

Apa saja yang dilakukan ketika melakukan survey terumbu karang?
Survey kondisi terumbu karang dilakukan dengan melakukan survey dan pendataan dari kondisi terumbu karang dan beberapa spesies makhluk hidup ( termasuk karang itu sendiri ), yaitu ikan, invertebrata dan substrat. Yang dimaksud pendataan disini adalah termasuk melakukan penghitungan jumlah dan menentukan jenis spesies.
Spesies ikan yang didata adalah :
-          Kerapu / Grouper ( semua jenis, minimal ukuran 30 cm )
-          Baramundi Cod ( biasa disebut Kerapu Tikus / Bebek )
-          Snapper / Kakap ( semua jenis )
-          Sweetlips ( semua jenis )
-          Butterfly Fish / Kupu-kupu / Kepe-kepe ( semua jenis )
-          Humphead Wrasse / Napoleon Fish
-          Bumphead Parrotfish
-          Parrotfish ( semua jenis, minimal ukuran 20 cm )
-          Mooray Eel
Untuk spesies invertebrata, yang didata adalah :
-          Banded coral shrimp (Stenopus hispidus)
-          Bulu Babi- Diadema (Diadema sp. dan Echinothrix spp.)
-          Bulu Babi Pensil (Heterocentrotus mammilatus)
-          Teripang yang dapat dikonsumsi (Thelenota ananas, Stichopus chloronotus dan Holothuria edulis)
-          Bulu seribu (Acanthaster planci)
-          Kima (Tridacna sp.) (perkiraan ukuran orde 10 cm )
-          Triton (trumpet) (Charonia tritonis)
-          Lobster (Panulirus sp. dan Scyllaridae)
-          Tripneustes atau collector urchin (Tripneustes sp.)

Species ikan dan invertebrata yang dipilih adalah spesies yang sangat berpengaruh pada kesehatan terumbu karang. Selain itu juga species yang sering dijadikan konsumsi manusia seperti Kerapu, Kakap, Lobster, Teripang dan Triton.

Pendataan pada substrat adalah pendataan jenis terumbu karang atau karang mati atau bentukan dasaran laut di lokasi survey, seperti :
-          Hardcoral / Karang Keras, termasuk karang biru, karang api dan karang pipa
-          Softcoral / Karang lunak, termasuk zoanthid
-          Nutrient Indicator Algae, jenis jenis rumput laut
-          Spons
-          Rock / Batu, termasuk karang mati
-          Recently Killed Coral, termasuk karang yang mati tahun lalu. Karang jenis ini masih memiliki kerangka putih menyeluruh atau sebagian dan mungkin ditumbuhi alga( kurang dari 3 cm ).
-          Rubble / Pecahan karang, termasuk karang mati berdiameter  0.5 -15 cm
-          Silt / Lumpur
-          Sand / Pasir
-          Other, termasuk substrat biotik dan abiotik lainnya, seperti hydroid, anemon, gorgonian dan ascidian.

Untuk survey dan pendataan pada dampak terumbu karang, data yang diambil adalah sebagai berikut :
-          Pemutihan Karang / Bleaching
-          Penyakit Karang seperti black-band, white syndrome atau brown-band
-          Sampah, seperti jaring nelayan atau sampah lainnya.
-          Kerusakan karang, bisa kerusakan akibat jangkar kapal, pengeboman atau lainnya.


Dari data – data ini, nanti akan diolah sehingga menghasilkan sebuah data scientific untuk mengetahui kondisi secara umum terumbu karang yang di survey. Contoh hasil pendataan ada di dalam gambar – gambar.


 







 Karena beragamnya species ikan maupun invertebrata dan jenis terumbu karang ( hardcoral maupun softcoral ), memang dibutuhkan pengalaman dan jam terbang dari para sukarelawan reefcheck. Ada beberapa species hardcoral yang susah dibedakan dengan softcoral, sebagai contohnya. Ada pula yang menyamakan antara Angelfish dengan Butterfly fish atau Snapper/Kakap dengan Sweetlips.
Selain pengetahuan tentang perbedaan spesies ( yang lebih mudah didapat dari jam terbang penyelaman maupun mengikuti reefcheck ), ketelitian dan kesabaran juga dibutuhkan dalam melakukan kegiatan ini. Sebagai contoh, dalam melakukan pengambilan data invertebrata, terkadang penyelam harus mengintip ke balik karang dengan posisi kepala di bawah. Posisi – posisi yang sulit ini juga menuntut penyelam, mempunyai kontrol keseimbangan ( buoyancy ) yang baik sehingga tidak merusak karang di sekitarnya.

Sedikit informasi saja, kegiatan penyelaman juga merupakan salah satu penyebab kerusakan karang. Contohnya yaitu kontrol buoyancy yang buruk atau kayuhan fin yang menyebabkan patahnya karang. Bahkan beridiri di atas karang ketika melakukan snorkeling pun dapat menyebabkan matinya organisme pembentuk karang tersebut.

Jadi, mari kita jaga kelestarian terumbu karang. Bagi para penyelam, jangan asal pegang karang dan atur buoyancy sebaik mungkin. Bagi para snorkeler, jangan berdiri di karang ya.
Tahukah kalian, kalau terumbu karang adalah kumpulan organisme tertua di dunia?




 








Sumber tulisan :
-          Materi workshop Reefcheck by Marine Buddies
-          Pengalaman dan pengetahuan penulis mengikuti kegiatan Reefcheck Ujung Kulon pada 21 – 24 Juli 2011 bersama WWF Marine Buddies
-          http://reefcheck.org


notes : 
Tulisan ini sudah pernah dipublish di situs Indonesian Geographic

Tidak ada komentar: